7 Apr 2016

Menanam Kelapa Pandan Wangi Yuk....

Saya jadi teringat sebuah kalimat yang tidak sengaja saya baca pada salah satu sosial media.  Begini kurang lebih intinya : " Sebaik apapun varietas suatu tanaman jika tidak diimbangi dengan perawatan yang memadai hasilnya bisa jadi mengecewakan". 
Hemmm sangat setuju sekali dengan statment diatas, tidak saja harus dengan perawatan yang memadai, tapi juga perlu Lokasi penanaman yang sesuai ataupun cocok dengan tanaman tersebut.

panen ke-2, maret 2016

He he he sedikit ngelantur, tapi itulah yang terlintas di pikiran saya saat menatap sosok pohon kelapa pandan wangi di belakang rumah di seputaran Tlogomas Malang.


Mendengar akan kelebihan jenis Kelapa Pandan Wangi, di awal tahun 2012 lalu saya boyonglah bibit kelapa asal Negri Gajah Putih tersebut 3 batang ke Tlogomas Malang.  Bibit tidak serta merta saya tanam di tanah, alias saya pelihara dulu di planterbag.  Singkat kata, karena keterbatasan lahan, 1 bibit masuk ke lubang tanah beberapa bulan kemudian.  Sedangkan 2 bibit lain karena ada teman yang "naksir" sehingga saya lepaskan dari area Tlogomas.  Praktis di Bulan Maret 2012 bibit resmi masuk ke lubang tanah.

Maret 2012

Kebetulan sekali, beberapa meter dari lokasi penanaman Si Pandan Wangi tersebut ditanamlah kelapa gading kuning jenis lokal, dan waktunya pun hampir tidak lama terpaut.  Beberapa waktu pertumbuhan kedua kelapa tersebut mulai nampak, semakin tinggi dan daun semakin banyak dengan tajuk juga mulai melebar,

Sosok tanaman April 2012

Waktu pun terus berlalu dan pertumbuhan PW (Pandan Wangi) mulai menampakan batang utamanya.  Batang utama (Jawa=Glugu) pada PW ini setahu saya tidak tinggi-tinggi amat, namun sudah di gelayuti dompolan buah berwarna hijau.  Begitulah deskripsi sosok PW yang biasa saya lihat di majalah maupun gambar-gambar di internet.  Namun yang terjadi pada pertumbuhan PW di Tlogomas jauh berbeda dengan deskripsi diatas.  Dengan tinggi batang utama (glugu) yang sudah lebih dari 80 cm si PW masih belum memperlihatkan tanda2 calon bunga.  Sementara di sebelahnya si Lokal gading kuning sudah mulai memamerkan pentil buahnya.   Hemmm ada apa gerangan.... Ini nanti yang akan saya sampaikan agar rekan-rekan tidak salah langkah seperti saya.... sabar nggih,...

November 2014, belum berbunga

Hati sangat gembira kala itu (akhir 2014) melihat kuncup manggar (Jawa = bunga kelapa) mulai muncul pada sosok si pandan wangi.  Hari berganti hari, minggu berganti minggu.  Dan semakin senang rasanya melihat sosok bunga kelapa yang mulai tumbuh di berbagai ketiak pelepah kelapa, alias saling susul menyusul.  Hingga di Januari 2015 terlihat salah satu manggar (bunga kelapa) menampakkan dirinya.

Januari 2015 bunga pertama pecah

Maret 2015, sosok tanman dengan nol buah

Bakal buah banyak rontok, kurang nutrisi, kurang sinar matahari

Sayang, tingkat keberhasilan jadi buah relatif kecil, alias hampir semua bakan buah rontok sebelum beranjak besar.  Kecewa.... Pasti !!   Ada apa gerangan... kita tunggu kesimpulannya nanti he he he ...

Akhirnya penantian penuh kekecewaan pun tiba di September 2015 lalu,  Walau hanya sebutir di pohon yang jadi buah, panen sendiri PW dari tanaman sendiri pun terjadi.  Tanpa membuang kesempatan saya petik satu-satunya buah PW yang ada, saya pecah dan Tra ta........!!!!

cuma sebutir

panen perdana, cuma 1 butir, buah masih terlalu muda

Sayang sekali buah masih terlalu muda, daging buah masih belum terbentuk, meski harum wangi pandan sudah tercium dari sepet (kulit buah yg di pecah) maupun dari aroma air nya.
Seperti tradisi di Kebun Tlogomas, setiap panen perdana, pasti di icip ramai-ramai keluarga besar untuk memngumpulkan masing-masing pendapat.  Sebagai pembanding sebutir kelapa lokal kuning yang saya sebutkan diatas juga ikut saya pecah.  Kesimpulan testimoni dari beberapa keluarga yang mencicipi : aroma wangi pandan sudah keluar walaupun masih tipis, air masih lebih manis dan lebih wangi dari lokal dan yang lebih penting panennya terlalu cepat he he he.....


September 2015, belum tua betul

dibandingkan dengan kelapa lokal, masih lebih manis dan lebih wangi

Berkaca dari pengalaman diatas, maka perhatian terhadap si PW ini akhirnya saya lebihkan. 
Pemberian pupuk intensif, penyemprotan hormon serta penjarangan dahan tanaman sekitar yang menutupi PW dan lain-lain saya lakukan.
Pandangan saya selama ini salah ternyata.  Yang namanya kelapa dibiarkan saja pasti bisa buah sendiri, termasuk di sebelah PW ini, kelapa gading lokal kuning tumbuh subur dan berbuah lebat meskipun tanpa pemupukan dan perlakuan khusus.  Ternyata si PW tidak bisa diperlakukan seperti kerabat kuning lokal yang tumbuh beberapa meter di sebelahnya.


akhir januari 2016, pasca perawatan intensif

sudah berdaging muda, siap panen ke-2

Dan Alhamdulillah beberapa minggu kemudian bakal buah setidaknya lebih banyak yang jadi (tidak rontok).  Dan puncaknya di Bulan Maret 2016 kemarin saya berhasil melakukan panen ke-2.  Kali ini buah agak tua dikit dari panen pertama, dan hasilnya..... hemmmm tidak jauh dari ekspektasi selama ini.  Wangi harum pandan, air manis mendominasi pada buah panen ke-2 ini.  Tidak sia-sia penantian selama beberapa tahun ini.
Paling tidak rasanya tidak jauh berbeda saat saya mencicipi kelapa pandan wangi di negri asalnya, Thailand, maupun saat saya mencicipi PW hasil panenan sendiri teman di seputaran Jawa Timur,

kulit beraroma harum wangi pandan

Bagi rekan-rekan yang mau menanam kelapa PW ini, tanpa bermaksud menggurui, berikut sedikit tips dari saya :
  1. Pilih Bibit yang asli, beli dari sumber yang terpercaya, supaya kita tidak kecewa dalam penantian yang sekian lama.
  2. Ini yang penting, tanam bibit PW di lokasi yang paparan sinar mataharinya Full, jangan ditempat yang ternaungi ataupun di sebelah tanaman besar atau gedung / bangunan tinggi.  Ini yang terjadi pada kasus saya, tempat penanaman PW di Tlogomas kurang mendapat paparan sinar matahari penuh (hanya beberapa jam), Oleh karena disekitanya ada pohon dan bangunan tinggi yang menutupi sinar matahari.
  3. Lakukan pemupukan secara berkala, NPK misalnya, dan bersihak pelepah yang kering jika ada, serta jaga kebesihan rumput dan tanaman liar di sekitar batang utama.
  4. Jika Anda ingin mencoba, seperti yang sudah saya lakukan untuk tanaman PW yang baru hadiah dari seorang sahabat, tanam bibit PW beberapa meter dari genangan air.  Bisa kolam ataupun genangan air semacam parit.  Intinya akar PW terpasung dan tidak menyebar kemana-mana akibat kepungan air maupun beton.  Setidaknya ini lah salah satu yang saya lihat di negri Gajah Putih, tanaman terletak di pinggi parit yang kanan kirinya ada genangan air, dan tumbuhnya luar biasa.  untuk hal terakhir ini saya lagi mengamati pertumbuhannya di Kebun Tlogomas 


Akhir kata, semoga bermanfaat....

9 comments:

  1. Salam go green Mas Hervin...
    Pemberian pupuknya hanya NPK saja atau ada Pupuk lain Mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. @nono : saya rasa npk aja sudah cukup mas

      Delete
  2. Salam pk hervin,,untuk mendapatkan bibit kelapa pandan wangi yg asli,bs beli d mna y pak?sy trtarik untuk memiliki,,apkh p hervin juga ready bibitnya,,trimakasih untuk waktunya,,

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum mas hervin maap klw salah bisakah saya bertanya mengenai pohon mangga dari seorang ibu kebetulan sekarang lg d brunai mohon balasannya trimakasih salamualaikum

    ReplyDelete
  4. selamat berkebun semoga semakin banyak pohon2 yang menghasilkan buah

    ReplyDelete
  5. Om Hervin kalo kelapa wulung dan kelapa kopyor itu asalnya dari jenis kelapa biasa dengan perlakuan khusus ato memang ada varietas bibitnya?
    Om Hervin punya rekomendasi penjual bibit tanaman di semarang yang rekomended?
    trimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Khaqqul Iman : setahu saya sih, seperti kelapa kopyor misalnya, varietas nya memang beda. jadi bukan dari perlakuan.
      coba cari di hortimart bawen mas

      Delete
  6. Maaf, kelapa PW ini apakah GMO?

    ReplyDelete

Comment